1urut v pijit;
meng·u·rut v 1 memijit (badan dsb) secara orang menggosok (tangan memegang, menekan, lalu mengangsurkan): orang itu terkenal krn pandai ~; 2 memetik (melepaskan dsb) dng dipijit atau digenggam lalu diangsurkan: ~ satai; ~ daun johar; 3 menggosok-gosok; mengelus-elus; mengusap-usap: ia menggendong anaknya sambil ~ kepala anak itu;
~ dada mengusap dadanya krn merasa kecewa, sedih, susah, terharu, dsb: kaum kerabat terpaksa hanya ~ dada; ~ hati ki membujuk; merayu; ~ kuduk ki membujuk-bujuk; membujuk rayu;
meng·u·rut·kan v memijitkan; menggosokkan; mengusapkan;
mem·per·urut·kan v menjadikan berurut atau berurutan: guru itu ~ nama muridnya berdasarkan abjad;
peng·u·rut·an n 1 proses, cara, perbuatan mengurut: ~ dan pemijitan bagian yg berlemak dimaksudkan untuk menghilangkan lemak; 2 Ikn cara mengeluarkan telur atau sperma dr induk ikan dl pemijahan buatan;
~ vibrasi pengurutan (badan) dng getaran secara manual atau dng memakai vibrator
2urut a teratur (yg satu setelah yg lain): masuknya harus -- satu demi satu;
ber·u·rut v 1 berderet; 2 beruntun;
ber·u·rut·an v berjalan sesuai dng urutannya; berturut-turut;
ber·u·rut-u·rut·an v berturut-turut; beruntun-runtun;
meng·u·rut·kan v menjadikan urut;
urut·an n 1 nomor urut: gilirannya jatuh pd ~ ketiga; 2 deretan; rentetan; hal berurut: ~ kata dl kalimat; 3 susunan: ~ nama pasien itu tidak menurut abjad; 4 Ling kumpulan unsur-unsur bahasa berstruktur yg secara teoretis terletak berderetan dl suatu hubungan formal;
~ kata Ling penempatan kata dl deretan tertentu menurut norma suatu bahasa, baik dl tingkat kalimat dan klausa, maupun dl tingkat frasa; ~ kata bebas Ling urutan kata yg tidak dipakai untuk menandai hubungan gramatikal dan yg dapat diubah tanpa mengubah atau merusak makna kalimat, terutama terdapat dl bahasa inflektif yg strukturnya ditandai oleh morfem terikat; ~ kata tetap Ling urutan kata yg dipakai untuk menyatakan hubungan gramatikal dan yg tidak dapat diubah tanpa mengubah atau merusak makna kalimat; ~ pelolosan Ling dua kaidah, A dan B, berurutan sehingga kaidah A mengubah segmen yg seharusnya menjadi masukan atau penentu kaidah B, maka dikatakan bahwa kaidah A meloloskan kaidah B, atau antara kaidah A dan B terdapat urutan pelolosan; ~ pelolosan balik Ling dua kaidah, A dan B, berurutan sehingga A akan meloloskan B bila urutan dibalik; ~ pengumpanan Ling dua kaidah, A dan B berurutan sehingga kaidah A menghasilkan segmen yg menjadi masukan atau penentu kaidah B; ~ pengumpanan balik Ling dua kaidah, A dan B berurutan sehingga A akan mengumpani B bila urutannya dibalik