Peribahasa

mati kuang karena bunyi
mendapat bencana karena kesombongan (perbuatan) sendiri
mati kuau karena bunyinya
mendapat kecelakaan karena kata-katanya sendiri
mati puyuh hendakkan ekor
menghendaki sesuatu yang tidak mungkin tercapai
mati rusa karena tanduknya
sesuatu yang menjadi kemegahan itu, kadang-kadang mencelakakan
mati se ladang
beristri seorang saja
mati semut karena gula (manisan)
orang yang mendapat bencana (tertipu dsb) karena bujuk dan rayuan yang menyenangkan
mati tidak akan menyesal, luka tidak akan menyiuk
sudah berketetapan hati untuk melakukan sesuatu dan tidak akan menyesal atau mengumpat kemudian jika timbul peris-tiwa yang tidak baik karena perbuatan itu
mati-mati - biar licin
setiap pekerjaan janganlah kepalang, jangan diusahakan separuh jalan, tetapi dikerjakan sampai selesai
mati-mati berdawat biar hitam (mati-mati mandi biar basah)
tiap-tiap pekerjaan janganlah dilakukan kepalang tanggung, janganlah diusahakan separuh jalan melainkan dikerjakan sampai pada kesudahannya
mati-mati mandi biar basah
jangan kepalang tanggung
mayang menolak seludang
melupakan orang yang telah memelihara sejak kecil
melakak kucing di dapur
berbuat aniaya dengan cara yang mudah
melanggar benang hitam
melanggar pantangan; melanggar adat resam
melangkahi ular
melakukan sesuatu yang berbahaya
melanting menuju tampuk
setiap usaha ada maksudnya
melanting menuju tampuk, berkata menuju benar
dalam rapat (perundingan), kita harus menggunakan dasar kebenaran dan kejujuran
melarat panjang
selalu dalam kesengsaraan
melekatkan kersik ke buluh
melakukan pekerjaan dengan susah payah, tetapi sia-sia
meletakkan api di bubungan
sengaja mencari bahaya
melonjak gerundang
meniru-niru lagak (cara hidup) orang besar atau orang kaya