Peribahasa

pelanduk di dalam cerang (di cerang rimba)
kehilangan akal atau gelisah sekali (karena ketakutan, menghadapi bahaya, dsb)
pelanduk melupakan jerat, tetapi jerat tak melupakan pelanduk
orang yang berutang biasanya mudah lupa akan yang berpiutang, sebaliknya yang berpiutang tidak lupa akan orang yang berutang kepadanya
pelanduk melupakan jerat, tetapi jerat tidak melupakan pelanduk
sudah lupa akan bahaya, tetapi sebenarnya bahaya masih tetap mengancam
pelepah bawah luruh, pelepah atas jangan gelak
ingatlah bahwa sekalian yang hidup akan mati
pelesit dua sejinjang
perempuan yang bersuami dua
pencarak benak orang
orang yang suka mengambil milik orang lain dengan cara yang lalim
pendekar elak jauh
orang yang sangat hati-hati dan senantiasa bersiap mengelakkan bahaya yang mengancam,
pengaduan berdengar, salah bertimbang
keluh kesah mendapat perhatian dari orang yang berkuasa
pengayuh sama di tangan, perahu sama di air
tidak perlu takut-takut (rendah diri) karena sama kekuatannya
pepat di luar, rancung (pancunya) di dalam
baik (suci dsb) pada lahirnya, tetapi batinnya (hatinya) jahat
pepat kuku seperti bulan tiga hari
amat elok bentuk atau tokohnya
perahu bertambatan, dagang bertepatan
usaha dagang yang teratur dan sesuai tempatnya
perahu papan bermuat intan
sesuatu yang tidak layak diperjodohkan
perahu sudah di tangan, perahu sudah di air
sudah siap sedia segala keperluan untuk melakukan suatu pekerjaan
perang bermalaikat, sabung berjuara
Tuhanlah yang menentukan kalah menang
perang bermalaikat, sabung berjuara
Tuhanlah yang menentukan kalah menang
pergi tempat bertanya, pulang tempat - (berkenaan dengan orang cerdik pandai)
jika akan berangkat, hendaklah meminta nasihatnya dahulu, dan jika pulang, hendaklah memberi laporan kepadanya
perkawinan tempat mati
perkawinan yang sungguh-sungguh dilakukan sesuai dengan cita-cita hidup berumah tangga yang bahagia
permata lekat di pangkur
tidak pada tempatnya
perut panjang sejengkal
merasa kecewa (tidak senang)