Peribahasa

rusak tapai karena ragi
usaha yang gagal karena kurang hati-hati mengerjakannya
sabung selepas hari petang
untung-untungan (usaha atau percobaan terakhir):
sakit kepala panjang rambut
pura-pura sakit kepala
sakit kepala panjang rambut, patah selera banyak makan
lahirnya tidak suka, tetapi sebenarnya suka sekali
sakit menimpa, sesal terlambat
sesudah terlanjur (terjadi), menyesal tidak ada gunanya
salah cotok melantingkan
jika berbuat salah, harus mau memperbaikinya
sama lebur sama binasa
bersahabat sehidup semati
sama merah, dalam hati (ditail) sama berat
sudah cocok benar (tentang suami istri)
sambil berdendang biduk hilir
melakukan dua pekerjaan bersama-sama (sekaligus)
sambil berdiang nasi masak
sekali menggarap suatu tugas, dua tiga maksud sekaligus tercapai
sambil menyelam minum air
mengerjakan dua pekerjaan atau lebih dalam waktu yang bersamaan
sambil menyeruduk (menyuruk) galas lalu
sambil bersenang-senang, maksud atau keuntungan tercapai
sampah itu di tepi juga
orang yang hina biasanya tidak diindahkan orang
sampai titik darah yang penghabisan
sampai meninggal
sampan ada pengayuh tidak
hendak melakukan sesuatu, tetapi tidak lengkap syarat-syaratnya
sampan rompong, pengayuh sompek
perkara yang tidak dapat diharapkan lagi; harapan hampir musnah
samun sakar berdarah tangan
setiap perkara baru boleh diputuskan sesudah cukup bukti dan keterangan
sarap sehelai dituilkan, batu sebuah digulingkan
sangat teliti (dalam pemeriksaan)
satu juga gendang berbunyi
tidak berubah; selalu sama saja
satu nyawa , dua badan
sehidup semati