Peribahasa

belalang hendak menjadi elang
orang bodoh (hina) berlaku seperti orang pandai (terhormat)
belanak bermain di atas karang
ombak besar (sehingga ikan belanak yang biasanya senang diam dalam pasir laut, naik ke permukaan laut)
belukar sudah menjadi rimba
kesalahan yang tidak dapat diperbaiki lagi
belum (sudah) diasapi kemenyan
belum (sudah) kawin
belum beranak sudah ditimang
bersenang-senang sebelum maksudnya tercapai
belum beranak sudah ditimang belum duduk sudah berlunjur
terlampau cepat gembira sebelum maksud tercapai
belum bergigi hendak mengunyah (menggigit)
hendak melakukan sesuatu, tetapi belum ada sarananya
belum bertaji hendak berkokok
belum berilmu (kaya, kuasa, dsb) sudah hendak menyombongkan diri
belum dipanjat asap kemenyan
belum kawin
belum duduk belunjur dulu
sudah bergirang hati lebih dahulu sebelum tercapai apa yang dikehendaki
belum duduk sudah belunjur
sudah bergirang hati dulu sebelum tercapai yang dikehendaki
belum duduk sudah mengunjur
sudah bergirang hati sebelum tercapai apa yang diinginkannya
belum punya kuku hendak mencubit
belum mempunyai kekuasaan sudah hendak mencari-cari kesalahan orang
belum tahu di pedas lada
belum berpengalaman
belum tahu di pedas lada
masih muda sekali; belum berpengalaman
belum tegak hendak berlari
lekas-lekas hendak marah, sebelum mengetahui benar kesalahan orang yang hendak dimarahi; belum duduk sudah belunjur
belum tentu hilir mudik nya
belum tentu keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara; kokoh, baik dalam soal yang kecil-kecil maupun dalam soal yang besar-besar
belum tentu si upik si buyungnya
belum tentu kesudahannya
benci akan mencit rengkiang disunu
sebab takut akan bahaya yang kecil, dibuanglah keuntungan yang banyak
berair rongkong
mendapat rezeki (keuntungan)